Thursday, February 18, 2010

Riam Macan

Sanggau :Ketika kita berkunjung ke salah satu kota, seringkali pertanyaan yang muncul di benak kita adalah untuk mencari tempat rekreasi apa yang bagus di kota tersebut. Begitu halnya apabila kita berkunjung ke kota Sanggau, sebuah ibukota Kabupaten di Kalimantan Barat. Ada banyak tempat rekreasi alam yang tersedia disana, diantaranya kita dapat melihat keindahan sungai kapuas di sore hari, yaitu salah satu sungai terpanjang di Indonesia. Ada juga istana kerajaan melayu, Bukit Sanggau Permai dan beberapa tempat wisata alam lainnya seperti air terjun (water fall), Riam Pancur Aji dan Riam Laverna.

Nah, untuk kali ini saya akan berbagi informasi kepada pembaca mengenai salah satu tempat wisata air terjun yang cukup terkenal di Sanggau, namanya Riam Macan. Pada saat hari-hari libur, obyek wisata ini cukup ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal yang datang untuk menikmati udara segar sambil mandi dan berenang di aliran sungai yang deras, serta melihat pemandangan alam yang cukup indah disekitar air terjun.


Lokasi Riam Macan dari Kota Sanggau hanya kurang lebih 25 menit apabila ditempuh dengan kendaraan bermotor. Menuju ke arah Barat (arah Pontianak), tepatnya di dusun kecil yang bernama Sei Mawang. Di Riam Macan ini sudah tersedia beberapa fasilitas umum seperti toilet, ruang ganti pakaian, tempat ibadah, warung-warung yang menjual makanan dan minuman serta lokasi parkir yang cukup luas.

Saat pengunjung mulai memasuki lokasi (sekitar 5 menit dari jalan utama), pemandangan alam dengan bukit-bukit dan kebun-kebun warga mulai menyambut kedatangan para wisatawan. Akses jalan yang mulus dan diaspal membuat kita merasa nyaman untuk datang ke lokasi Riam Macan ini.

Suasana di lokasi air terjun sangak sejuk, karena masih banyak pohon-pohon rimbun dan udara yang lembab akibat percikan embun dari hempasan air terjun ke batu. Suara gemuruh air yang jatuh ke bebatuan mampu membuat kita lupa akan rutinitas kita sehari-hari. Rasa stres dan capek akan segera hilang saat kita berenang di aliran air yang deras dan berbatuan. Oh ya, ada satu info yang hampir terlupakan. Kalau di Riam Macan ini ada jembatan gantungnya loh, nah kalau kamu datang kesana jangan lupa untuk mengabadikan kedatanganmu di jembatan itu dengan camera atau handycam. Cukup asyik kalau kita lewati karena jembatan akan bergoyang, tapi jangan takut jembatan itu aman kok ngak bakalan putus, karena dibuat menggunakan tali baja.

Memang selain Riam Macan, disekitar kota Sanggau masih ada beberapa obyek wisata air terjun lainnya, diantaranya Riam Semboja dan Riam Ensilup. Namun dari sisi pengelolaan dan akses menuju ke lokasi, Riam Macan sudah dikelola secara profesional dan terawat. Akses menuju ke lokasi juga jauh lebih mudah bila dibandingkan dengan lokasi air terjun lainnya.

Kita berharap obyek wisata yang ada seperti Riam Macan ini dapat terus terpelihara dan dikembangkan untuk mendatangkan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Kan itung-itung bisa mendatangkan devisa untuk kabupaten Sanggau dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

Semoga informasi ini dapat menjadi salah satu referensi berharga bagi anda, saat merencanakan kunjungan atau berlibur di kota Sanggau. Nikmatilah dan jangan lewatkan, Riam Macan dengan dengan segala pesona alamnya.

Read More...

Tuesday, February 16, 2010

Diantara Budaya dan Perubahan Sosial

Sanggau :

Bodok adalah salah satu dusun yang berada di Kecamatan Parindu, Kab. Sanggau Kalimantan Barat. Di tahun 1990-an, Bodok sudah mulai menunjukkan perubahannya menuju sebuah kota kecil. Hal ini disebabkan banyaknya warga pendatang dari daerah-daerah lain, baik dari daerah sekitar Bodok ataupun dari luar Kalbar yang berdatangan dan bermukim di Bodok. Sebagian besar dari mereka adalah para pedagang. Memang secara geografis dusun Bodok cukup strategis, dimana pusat pasarnya berada pas di simpang empat diantara jalan negara menuju ke kabupaten lain di Kalbar serta jalan provinsi untuk menuju dua kecamatan lainnya di Kabupaten Sanggau, yaitu : Kec. Bonti dan Meliau.


Daya tarik Bodok yang cukup memikat tersebut sampai sekarang tidak pernah pudar. Dari yang semula di tahun 1990-an tidak lebih dari 50 ruko yang ada di pusat pasar, sekarang sudah lebih dari 200 ruko-ruko baru dibangun di dusun Bodok. Dan sebagian besar dari ruko-ruko tersebut dijadikan tempat usaha seperti toko bahan kelontong, toko elektronik, toko busana bahkan dealer kendaraan bermotor.

Pertumbuhan ekonomi yang begitu cepat telah menjadikan dusun Bodok saat ini seperti Kota Kecil yang masih menyimpan banyak daya tarik. Sehingga di tahun-tahun yang akan datang, potensi Bodok menjadi sebuah kota sudah tidak dapat terbentung lagi.

Dari perkembangan-perkembangan yang ada selama ini, telah memberikan kontribusi positif bagi masyarakat khususnya penduduk asli dusun Bodok. Dimana wawasan dan pengetahuan mereka bertambah seiring mudahnya mendapatkan akses informasi. Masyarakat juga ikut terlibat secara langsung di dalam menggerakkan perkembangan tersebut, sehingga secara ekonomi mereka juga mengalami peningkatan kesejahteraan. Namun secara kasat mata, suatu perkembangan sebuah dusun menuju kota kecil tetap saja akan meninggalkan dampak yang negatif. Sehingga perlu pengawasan dan pengendalian, agar tujuan pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat dapat tercapai dengan baik.

Read More...

Monday, February 15, 2010

Petani Sawit Swadaya

Robert :

Tingkat permintaan CPO (Crude Palm Oil) di pasar dunia semakin tinggi. Hal ini mungkin disebabkan oleh mulai ditemukannya kegunaan dari CPO selain sebagai bahan makanan, juga dapat menjadi bahan baku pembuatan kosmetik, obat-oabatan bahkan bahan bakar terperbaharui dan akrab lingkungan. Dari peningkatan ini secara otomatis terjadi pula peningkatan atau kenaikan pada harga CPO di pasaran dunia, sehingga negara-negara penghasil CPO mendapatkan keuntungan yang cukup signifikan dan secara otomatis berimbas kepada petaninya.

Sebagai salah satu negara pengekspor CPO terbesar di dunia, Indonesia tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dengan wilayah yang sangat luas serta sebagian besar cocok untuk dikembangkan perkebunan kelapa sawit, mendorong Indonesia untuk agresif mengundang banyak investor baik lokal maupun asing datang ke Indonesia dan berinvestasi di bidang perkebunan kelapa sawit.

Diantaranya adalah investor PT. SIA dan PT. MAS yang sejak tahun 2000 telah membuka lahan perkebunan kelapa sawit di Sanggau, Kalimantan Barat. Dengan menerapkan sistem plasma dan inti, sekarang telah terlihat nyata memberikan kontribusi yang baik terhadap perekonomian masyarakat di sana. Tidak sedikit masyarakat yang sebelumnya hidup dalam kemiskinan dan keterbatasan, sekarang sudah bisa merasakan yang namanya hidup berkecukupan.

Secara kasat mata, hal ini terasa indah dan baik saat ini. Namun untuk jangka panjang perlu adanya kesadaran petani untuk mengembangkan kebun-kebun swadaya di luar plasma. Mengapa ? Karena usia sawit produktif maksimum 25 tahun, sehingga petani perlu mempersiapkan diri untuk kelanjutan produksi apabila kebun kelapa sawit yang ada saat ini sudah tidak produktif lagi.

Yang saya perhatikan bahwa sebagian besar masyarakat tani yang ada di Sanggau masih memiliki lahan-lahan yang kurang produktif sampai saat ini, walaupun luasannya tidak seberapa (berkisar 200 s/d 500 m2) dan lokasinya yang tersebar di beberapa tempat. Dimana pada lahan-lahan tersebut sebagain besar ditumbuhi semak belukar dan ada sebagian yang ditanami karet lokal dan buah-buahan.

Lahan-lahan yang tidak produktif tersebut bisa diolah kembali untuk tanaman kelapa sawit agar kontinyuitas produksi tetap terjaga. Mungkin dengan lahan yang terpecah-pecah di beberapa lokasi seperti itu tidaklah salah bila diusahakan dengan budidaya kelapa sawit, walaupun hanya beberapa batang dalam satu lokasi. Dengan sistem spot seperti ini memang ada kesulitan dimana biaya untuk transportasi dibutuhkan lebih dibandingkan yang langsung berada dalam satu lahan.

Namun situasi saat ini dimana kendaraan angkut buah sudah cukup banyak. Sehingga saya rasa transportasi tidak menjadi suatu kendala yang signifikan lagi. Pengangkutan kelapa sawit biasanya menggunakan dump truck, mobil pick up atau berbagai jenis truk lainnya. Kalau tidak salah sistem pembayaran pengangkuatan yang berlaku saat ini dimana sekali angkut per kg muatan dipotong sebesar Rp 150,-. Dengan adanya sistem fee dirasakan tidak begitu memberatkan petani. Karena hal ini sudah menjadi keesepakatan bersama dan berlaku umum.

Untuk petani yang saat ini sudah dan sedang menikmati pendapatan yang cukup baik dari hasil perkebunan kelapa sawit hendaknya dapat memanfaatkan penghasilan yang cukup besar tersebut dengan sebaik-baiknya dan tidak lupa menginvestasikan uangnya kedalam bentuk tabungan, deposito, pembelian aset dan lain sebagainya. Semoga petani kelapa sawit di Sanggau Kalimantan Barat tidak terlena dan tetap terus maju.

Read More...